Banyak remaja yang tertarik membuat tato temporer untuk sekedar gaya-gayaan. Tetapi apakah tato jenis ini aman dan tidak memiliki efek samping tertentu? FDA memperingatkan bahwa tato ini juga dapat menyebabkan lecet dan jaringan parut yang permanen.
Berbeda dengan tato permanen yang dibuat dengan menyuntikkan tinta ke dalam kulit, tato temporer hanya diterapkan pada permukaan kulit saja dan dapat bertahan hingga sekitar 2 minggu. Tato temporer ini biasanya dibuat dengan menggunakan henna hitam, yang mungkin mengandung coal-tar untuk mewarnai rambut yang mengandung p-phenylenediamine (PPD).
Bahan PPD ini dapat menyebabkan reaksi kulit yang berbahaya pada beberapa orang. Seperti dilansir Ivillage, Kamis (28/3/2013), US Food and Drug Administration (FDA) tidak memperbolehkan penggunaan kosmetik yang mengandung PPD untuk diterapkan pada kulit.
Badan ini telah menerima laporan terhadap reaksi serius dan bersifat permanen pada orang yang membuat tato temporer dengan henna hitam. Masalah yang dilaporkan mencakup kemerahan, lepuh, menimbulkan lesi, hilangnya pigmentasi, peningkatan kepekaan terhadap sinar matahari dan jaringan parut permanen.
Reaksi tersebut dapat terjadi segera atau sampai dua atau tiga minggu kemudian. Insiden lain yang melibatkan tato henna hitam yang dilaporkan ke FDA, meliputi:
1. Seorang gadis 5 tahun yang mengalami kemerahan parah pada lengannya sekitar dua minggu setelah ditato temporer.
2. Seorang gadis 17 tahun yang kulitnya menjadi merah dan gatal, kemudian melepuh.
3. Seorang remaja yang mengembangkan luka melepuh seperti luka bakar dan meninggalkan jaringan parut.
FDA menyatakan bahwa seseorang yang menunjukkan reaksi berlebihan pada kulit setelah mendapatkan tato temporer, harus segera memeriksakannya ke rumah sakit. Pertolongan yang lebih dini mungkin dapat mencegah terbentuknya jaringan parut yang permanen pada kulit.
sumber : www.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar