Diabetes bisa menyerang orang dari segala usia. Bahkan
dengan gejala-gejala yang mungkin tidak pernah disadari penderitanya. Menurut
sebuah survey, sekitar satu dari tiga orang dengan diabetes tipe 2 tidak tahu
mereka mengalami penyakit tersebut. Diabetes dapat terjadi akibat tingginya
kadar gula darah.
Kelebihan gula darah dalam tubuh tidak hanya mengakibatkan penderita
mengalami diabetes, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung,
kehilangan penglihatan, kerusakan
saraf dan organ, dan kondisi serius lainnya.
saraf dan organ, dan kondisi serius lainnya.
Berikut beberapa gejala diabetes yang jarang diperhatikan oleh para
penderita, seperti dilansir Menshealth:
Sering Haus
Salah satu gejala yang paling umum saat seseorang terkena diabetes adalah peningkatan rasa haus. Biasanya rasa haus tersebut diiringi dengan mulut kering, napsu makan meningkat, sering buang air kecil tengah malam, dan penurunan berat badan secara drastis.
Salah satu gejala yang paling umum saat seseorang terkena diabetes adalah peningkatan rasa haus. Biasanya rasa haus tersebut diiringi dengan mulut kering, napsu makan meningkat, sering buang air kecil tengah malam, dan penurunan berat badan secara drastis.
Sakit Kepala
Ketika gula darah mulai meningkat hingga di atas batas normal, gejala-gejala tambahan mulai terjadi, seperti sakit kepala, pandangan mulai kabur, dan mudah lelah.
Ketika gula darah mulai meningkat hingga di atas batas normal, gejala-gejala tambahan mulai terjadi, seperti sakit kepala, pandangan mulai kabur, dan mudah lelah.
Infeksi
Pada beberapa kasus, gejala diabetes tidak dapat terdeteksi sampai di saat penderita mengalami beberapa gejala seperti, luka di permukaan kulit yang tidak kunjung sembuh, infeksi saluran kemih, gatal-gatal pada kulit terutama di daerah selangkangan.
Pada beberapa kasus, gejala diabetes tidak dapat terdeteksi sampai di saat penderita mengalami beberapa gejala seperti, luka di permukaan kulit yang tidak kunjung sembuh, infeksi saluran kemih, gatal-gatal pada kulit terutama di daerah selangkangan.
Disfungsi Seksual
Gangguan seksual adalah gejala paling umum pada penderita diabetes. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan ujung saraf pada organ seksual, sehingga membuat penderita sulit ereksi dan orgasme.
Gangguan seksual adalah gejala paling umum pada penderita diabetes. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan ujung saraf pada organ seksual, sehingga membuat penderita sulit ereksi dan orgasme.
Diperkirakan antara 35% hingga 70% pria dengan diabetes mengalami impotensi.
Dan sekitar 1 dari 3 wanita dengan diabetes mengalami beberapa masalah dalam
kehidupan seksual mereka.
Gaya Hidup ‘tak Sehat
Gaya hidup tak sehat juga berperan besar meningkatkan risiko diabetes. Gaya hidup tersebut meliputi, jarang berolahraga, merokok, mengonsumsi makanan tinggi lemak dan berkolesterol tinggi.
Gaya hidup tak sehat juga berperan besar meningkatkan risiko diabetes. Gaya hidup tersebut meliputi, jarang berolahraga, merokok, mengonsumsi makanan tinggi lemak dan berkolesterol tinggi.
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dicegah
Ada pula beberapa faktor risiko yang bersifat genetik yang dapat meningkatkan risiko diabetes, di antaranya:
Ada pula beberapa faktor risiko yang bersifat genetik yang dapat meningkatkan risiko diabetes, di antaranya:
- Ras tertentu. Ras-ras tertentu seperti Hispanik, Afrika-Amerika, penduduk asli Amerika, dan Asia memiliki risiko lebih tinggi dari ras lainnya di dunia.
- Riwayat Keluarga. memiliki orang tua atau silsilah kelaurga yang pernah mengalami diabetes juga meningkatkan risiko diabetes.
- Usia. Diabetes juga berisiko tinggi bagi orang-orang berusia di atas 44 tahun.
Gestational Diabetes
Adalah kondisi gula darah yang tinggi yang terjadi pada masa kehamilan, dan terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Jika kondisi ini berlanjut di kemudian hari maka, wanita tersebut akan berisiko diabetes. Memiliki riwayat sindrom ovarium polikistik juga dapat menyebabkan resistensi insulin yang dapat memicu diabetes.
Adalah kondisi gula darah yang tinggi yang terjadi pada masa kehamilan, dan terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Jika kondisi ini berlanjut di kemudian hari maka, wanita tersebut akan berisiko diabetes. Memiliki riwayat sindrom ovarium polikistik juga dapat menyebabkan resistensi insulin yang dapat memicu diabetes.
Sumber : yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar